Kasus yang saat ini menimpa Antasari Azhar sungguh mengagetkan. Karir beliau benar-benar di tepi jurang. Jika terbukti terlibat dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, bisa dibilang tamatlah riwayat pria kelahiran Pangkalpinang, Bangka, 56 tahun silam ini, di bidang hukum.
Sebelum menjadi Ketua KPK, Antasari Azhar pernah menjadi Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara, Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat, dan juga menjadi Direktur Penuntutan Tindak Pidana Umum.
Di bawah Antasari pamor KPK memang kinclong. Ia menangkap jaksa Urip Tri Gunawan, yang berimbas terjungkalnya beberapa kolega Antasari seperti Jaksa Agung Kemas Yahya Rachman dan Direktur Penyidikan M. Salim. KPK juga menangkap beberapa anggota DPR serta kasus suap dana Bank Indonesia dikuak. Kasus terakhir, membuat besan Presiden SBY, Aulia Pohan menjadi tahanan KPK.
Salah satu hobi Antasari Azhar adalah bermain golf, dan di Padang Golf Modern, Tangerang inilah Antasari Azhar bertemu Rani Juliani alias Tika, caddy bertubuh bohai, yang diduga 'seli' alias 'kekasih gelap' Nasrudin.
Jika-lah benar bahwa kasus ini murni akibat masalah pribadi dan bukan karna 'balas dendam' dari orang-orang yang sudah ditangkap oleh KPK, atau adanya konspirasi di level atas atau juga pengalihan masyarakat dari Pilpres, maka kita kembali diingatkan akan 3 TA. Yaitu, harTA, tahTA dan waniTA. Ke tiga TA ini sering membuat seorang (pria/laki-laki) 'jatuh', jika lupa diri.
Seharusnya Antasari eling, karena di nama beliau sendiri mengandung unsur TA, yaitu AnTAsari.
Semoga kasus ini tidak membuat semangat KPK dalam memberantas korupsi tidak mengendur, dan tetap memiliki nyali untuk menangkap "tikus-tikus got" yang sudah banyak memakan duit rakyat, siapapun itu dan apa-pun jabatannya.
Sumber foto : thejakartapost.com
Antasari Azhar (lahir di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, 18 Maret 1953; umur 56 tahun) saat ini ia dikenal sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak tahun 2007.
Daftar isi |
Keluarga
Antasari Azhar adalah anak ke-4 dari 15 bersaudara, anak dari pasangan H. Azhar Hamid, S.H. dan Hj. Asnani (alm.). Ayah dari Antasari Azhar pernah menjabat sebagai kepala kantor pajak di Bangka Belitung.
Pendidikan
Antasari menghabiskan masa kecilnya di Belitung. Baru setelah menamatkan pendidikan SD-nya pada tahun 1965, dia melanjutkan pendidikan SMP dan SMA di Jakarta sampai lulus pada tahun 1971. Dia melanjutkan pendidikannya dengan masuk Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, Jurusan Tata Negara dan menamatkannya pada tahun 1981. Pada saat kuliah Antasari sangat aktif berorganisasi. Ia menjadi Ketua Senat Mahasiswa dan Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa. Bahkan dia dengan bangga mengakui bahwa dirinya adalah bekas demonstran pada tahun 1978. Selain pendidikan formal tersebut, selama dalam karir kejaksaannya, Antasari juga mengikuti sejumlah kursus di antaranya: Commercial Law di New South Wales University Sydney dan Investigation for environment law, EPA, Melbourne.
Karir kejaksaan
Antasari memulai karirnya dengan bekerja di BPHN Departemen Kehakiman (1981-1985). Keinginannya menjadi seorang diplomat pun akhirnya berganti setelah dia diterima menjadi jaksa fungsional di Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat yang dijalaninya dari tahun 1985 sampai 1989. Keinginannya untuk tidak pernah berhenti belajar membuat karirnya semakin meningkat. Tercatat setelah itu, dia menjadi Jaksa Fungsional di Kejaksaan Negeri Tanjung Pinang (1989-1992), Kasi Penyidikan Korupsi Kejaksaan Tinggi Lampung (1992-1994) dan kemudian Kasi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Jakarta Barat (1994-1996). Antasari mulai merasakan posisi puncak dengan menjadi Kepala Kejaksaan Negeri Baturaja (1997-1999).
Setelah itu ia mulai berkarir di jajaran Kejaksaan Agung. Tahun 1999, ia menjadi Kasubdit upaya hukum pidana khusus Kejaksaan Agung, Kasubdit Penyidikan Pidana khusus Kejaksaan Agung (1999-2000) dan terakhir Kepala bidang hubungan media massa Kejaksaan Agung (2000).
Namun sebenarnya jabatannya saat menjadi Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (2000-2007) yang membuat namanya pertama kali dikenal secara luas di publik. Pada saat itu dia gagal mengeksekusi Tommy Soeharto begitu putusan MA turun. Ketika eksekusi paksa hendak dilakukan setelah panggilan pada siang harinya tidak berhasil, Tommy sudah tidak ada lagi di Cendana. SaKejadian tersebut memunculkan kesan di masyarakat kesan kalau Antasari sengaja mengulur-ulur waktu eksekusi.
Ketua KPK
Kontroversi itu tidak menghalangi pengangkatannya menjadi Ketua KPK setelah berhasil mengungguli calon lainnya yaitu Chandra M. Hamzah dengan memperoleh 41 suara dalam pemungutan suara yang dilangsungkan Komisi III DPR. Kiprahnya sebagai Ketua KPK langsung mencuri perhatian setelah KPK mebuat gebrakan di antaranya menangkap Jaksa Urip Tri Gunawan dan Artalyta Suryani dalam kaitan penyuapan kasus BLBI Syamsul Nursalim. Kemudian juga penangkapan Al Amin Nur Nasution dalam kasus persetujuan pelepasan kawasan hutan lindung Tanjung Pantai Air Telang, Sumatera Selatan.
Kasus Pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen
Namun sayangnya keberanian dan kejeliannya dalam mengungkap kasus-kasus korupsi besar seolah-oleh menjadi menguap begitu saja setelah dia ditetapkan sebagai tersangka otak pembunuhan dalam kasus pembunuhan pimpinan PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen. Kasus itu diduga berkaitan dengan hubungan khususnya dengan Rani Juliani yang disebut-sebut sebagai istri ketiga dari Nasrudin Zulkarnaen.
Antasari diduga bekerja sama dengan pengusaha Sigid Haryo Wibisono untuk melenyapkan Nasrudin karena pimpinan PT RNI itu mengancam akan membongkar hubungan khususnya dengan Rani. Meski juga ada dugaan kalau Antasari dijebak dalam kasus ini karena langkah besarnya mengungkap kasus-kasus korupsi kelas kakap yang melibatkan jajaran pejabat tinggi.
Meski Antasari menolak semua tuduhan itu dan mengaku tetap setia pada Ida Laksmiwati yang telah menjadi istrinya selama 26 tahun, tetapi statusnya sebagai tersangka membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 4 Mei 2009 memberhentikannya sementara dari jabatannya sebagai ketua KPK. Antasari pun bisa terancam hukuman mati jika benar-benar terbukti sebagai otak dari pembunuhan berencana ini.
Blog Rani Juliani Antasari Azhar kasus Pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen? Mungkin nama rani juliani membuat anda bertanya-tanya ? emang siapa sihh nihh cewek ? saya sendiri gak tahu ? tapi karana banyak yang bahas juga jadi pengen tahuu...dan ikut-ikutan dan memperhatiin berita sama kaya gosipnya manohara odeli pinot dulu saya gak tahu sekarang tahu dehh ternyata ada model indonesia yang namanya manohara pinot tersebut karana kasusnya itu?
profil Rani Juliani di blogger yang beralamat rani-juliani.blogspot.com kini menjadi perhatian para netter
Rani Yuliani oke balik lagi ke nama Rani, ternyata nama Rani Juliani terkenal karena dikaitkan dengan kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen yang Katanya (gak tau bener gak tau boong) diotaki oleh Ketua KPK Antasari Azhar.
Emang Siapa sih Rani Juliani?
Seorang caddy bernama Rani Juliani muncul ke permukaan begitu kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen mulai terkuak. Sebuah blog yang diduga miliknya langsung terkenal.
Blog yang beralamat di rani-juliani.blogspot.com tadinya sepi. Meski, hanya ada dua posting masing-masing pada tanggal 25 November 2008, blog itu langsung ramai diserbu komentar.
Rani memasang fotonya saat berambut panjang dan tengah mengenakan bandana warna merah putih dengan t-shirt putih pendek dan rok kotak-kotak warna cokelat. Ia memperkenalkan diri sebagai seorang gadis yang manis.
Seperti dilansir Warta Kota, Minggu (3/5), sekitar dua tahun lalu Rani pamit dari dunia caddy agar bisa konsentrasi kuliah. Namun, Rani ternyata tak sepenuhnya berhenti menjadi caddy. Dia hanya beralih menjadi caddy freelance, yakni caddy yang hadir di lapangan golf atas permintaan pegolf.
Rumah Rani di Kelurahan Panunggangan Utara, Pinang, Kota Tangerang, masih tertutup rapat sampai kini. Menurut para tetangganya, Rani dan keluarganya meninggalkan rumah tersebut sejak pertengahan Maret lalu atau beberapa hari setelah peristiwa penembakan Nasrudin Zulkarnaen. Mereka berpikir, Rani mengungsi ke kampung asal orangtuanya di Pandeglang, Banten karena sebelumnya sempat berpamitan.
Beberapa tetangga Rani mengatakan bahwa pria berkumis yang belakangan mereka ketahui sebagai Nasrudin Zulkarnaen kerap berkunjung ke rumah Rani. Keluarga Rani, menurut seorang warga Panunggangan, pernah menjelaskan bahwa pria berkumis itu suami Rani.
Menurut penuturan tetangga, Rani dan Nasrudin menikah siri sekitar awal 2008. Tak lama setelah pernikahan, Rani dan keluarganya berlibur ke Bali. Selain itu, Rani punya motor baru dan meneruskan sekolah dengan kuliah di STMIK Raharja.
source:kompas.com
Seperti ditulis di atas Nama Rani Juliani emang di duga kuat menjadi penyebab kematian Nasrudin Zulkarnaen yang ditembak saat pulang dari main golf karana Rani Juliani yang berprofesi sebagai caddy di sebuah lapangan golf di bogor itu tengah menjadi perebutan antara Nasrudin Zulkarnaen dengan Antasari Azhar.
Yahh Berita tersebut kalau di perhatikan masih dugaan sementara tetapi jikalau benar adanya memang masalah itu perebutan wanita dan urusan di bawah perut dan selangkangan cinta dan perasaan, berarti petuah lama orang dulu itu adalah benar adanya bahwa seorang pria itu kelemahannya adalah Wanita, Harta Dan Kekuasaan. itulah kisah yang datang dan yang pergi nanti dibawa oleh nama Rani Juliani yang kini blog rani juliani menjadi "idola".